Kamis, 21 November 2013

contoh resensi



RESENSI NOVEL DIA, TANPA AKU







Judul                            : Dia Tanpa Aku
Pengarang                   : Esti Kinasih
Penerbit                      : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit               : Januari 2008
Jumlah Halaman         : 280 halaman
Cetakan ke                  : Kedua, Februari 2008
Tebal buku                  : 20cm
Kategori                      : Novel
Harga                          : Rp 38.000,-



Ronald, cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald belum mau PDKT. Ia menunggu sampai Citra masuk SMA, karena itu ia hanya bisa mengamati Citra dari jauh.
Saat yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk SMA!  Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk SMA yang sama dengan adiknya, Reinald, dan sekelas pula. 
Namun, keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak pernah terwujud. Saat ia mau nembak Citra, di tengah jalan kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh dari rumah Citra.
Reinald menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya untuk menyalahkan Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu menjadi penuh permusuhan.  
Sikap Reinald berubah drastis ketika Citra memutuskan untuk tidak lagi mengacuhkannya. Kini Reinald berada di posisi yang sama seperti Ronald dulu. Perubahan sikap Reinald itu tanpa sadar mendekatkan keduanya. Dan akhirnya Reinald tak lagi ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya.
“Gue suka cewek lo” ucap Reinald suatu hari di depan foto Ronald. Dan itu membuat sang kakak kemudian ‘kembali’!

***

Setelah membaca sinopsis nya mungkin sebagian orang berpikir ini novel "horror". Namun cerita ini adalah cerita romantis nan sedih.  
Di novel ini Esti Kinasih mengisahkan tentang Ronald, Siswa kelas 2 SMA yang sudah lama naksir Citra, Siswi  kelas 3 SMP.  Selama ini Ronald hanya mengamati Citra dari jauh. Ronald belum ingin melakukan PDKT ( pendekatan). Ia ingin menunggu Citra masuk SMA. Tetapi tanpa Citra sadari Ronald pernah membantu Citra saat Citra bersembunyi dari teman-teman Citra yang kesal pada Citra yang sangat ceria dan usil. 
Saat-saat yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan pun akhirnya tiba. Citra masuk SMA dan memakai seragam putih abu-abu. 
Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra sekelas dengan Reinald, adiknya sendiri.  
Tetapi Ronald tidak pantang menyerah. Ronald dengan semangat datang kerumah Citra untuk mengutarakan perasaannya yang sudah lama ia pendam.  
Keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak akan pernah terwujud. Ronald kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh dari rumah Citra.
Reinald menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya.  Reinald sangat membenci Citra, hingga  mereka sering bertengkar tanpa alasan.
Citra memutuskan untuk mengabaikannya. Kini Reinald berada di poisi yang sama seperti Ronald dulu. Perubahan sikap mereka berdua itu tanpa sadar mendekatkan keduanya.  Reinald pun akhirnya menyadari bahwa selama ini ia menyukai Citra.
Hal itu membuat Ronald kembali, Reinald selalu mecium bau parfum kakaknya dan merasa kakaknya, Ronald berada disekitarnya. Reinald mulai dihantui oleh Ronald. Bukan hanya reinald, Citra juga merasakan hal-hal yang aneh.
Hingga Ronald curhat pada sebuah Radio yang didengar Oleh Reinald dan Citra bahkan mereka bisa berkomunukasi. Reinald dan Citra merasa ketakutan. 
Di akhir Citra tahu tentang Ronald dan dibawa Ziarah ke Kuburan Ronald. Mereka pun langsung pergi ke makam Ronald untuk meminta maaf. 
Walaupun Novel ini terkesan tidak masuk akal, Novel ini mampu membuat kita mengikuti alur. Saat sedih, kita seperti merasakan apa yang dirasakan tokoh. Novel ini berhasil menciptakan suasana kehidupan sehari-hari remaja.
Sayangnya ending novel ini tidak klimaks. Pembaca tidak tahu, apakah nanti Reinald akan bersama Citra dan bahagia selamanya atau tidak.
Sebaiknya penulis membuat akhir cerita pada novel ini lebih jelas sehingga endingnya klimaks. terakhir, Novel ini sangat bagus dan dianjurkan untuk dibaca.



Novena Firdaus Santoso
XI-B2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar