RESENSI NOVEL DIA, TANPA AKU
Judul : Dia Tanpa Aku
Pengarang :
Esti Kinasih
Penerbit :
PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Januari 2008
Jumlah Halaman :
280 halaman
Cetakan ke :
Kedua, Februari 2008
Tebal buku :
20cm
Kategori :
Novel
Harga : Rp 38.000,-
Ronald,
cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir Citra yang masih kelas 3 SMP. Tapi Ronald
belum mau PDKT. Ia menunggu sampai Citra masuk SMA, karena itu ia hanya bisa
mengamati Citra dari jauh.
Saat
yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra masuk
SMA! Namun Ronald kecewa karena ternyata Citra masuk SMA yang sama
dengan adiknya, Reinald, dan sekelas pula.
Namun,
keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak pernah
terwujud. Saat ia mau nembak Citra, di tengah jalan kecelakaan dan tewas di
tempat, tidak jauh dari rumah Citra.
Reinald
menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya
untuk menyalahkan Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu menjadi penuh
permusuhan.
Sikap
Reinald berubah drastis ketika Citra memutuskan untuk tidak lagi
mengacuhkannya. Kini Reinald berada di posisi yang sama seperti Ronald dulu.
Perubahan sikap Reinald itu tanpa sadar mendekatkan keduanya. Dan akhirnya
Reinald tak lagi ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya.
“Gue suka cewek lo” ucap Reinald suatu hari di depan foto Ronald. Dan
itu membuat sang kakak kemudian ‘kembali’!
***
Setelah
membaca sinopsis nya mungkin sebagian orang berpikir ini novel
"horror". Namun cerita ini adalah cerita romantis nan sedih.
Di novel
ini Esti Kinasih mengisahkan tentang Ronald, Siswa kelas 2 SMA yang sudah lama
naksir Citra, Siswi kelas 3 SMP. Selama ini Ronald hanya mengamati
Citra dari jauh. Ronald belum ingin melakukan PDKT ( pendekatan). Ia ingin
menunggu Citra masuk SMA. Tetapi tanpa Citra sadari Ronald pernah membantu
Citra saat Citra bersembunyi dari teman-teman Citra yang kesal pada Citra yang
sangat ceria dan usil.
Saat-saat
yang ditunggu Ronald selama berbulan-bulan pun akhirnya tiba. Citra masuk SMA
dan memakai seragam putih abu-abu.
Namun
Ronald kecewa karena ternyata Citra sekelas dengan Reinald, adiknya sendiri.
Tetapi
Ronald tidak pantang menyerah. Ronald dengan semangat datang kerumah Citra
untuk mengutarakan perasaannya yang sudah lama ia pendam.
Keinginan
dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati Citra tak akan pernah terwujud. Ronald kecelakaan dan tewas di tempat, tidak jauh dari rumah Citra.
Reinald
menganggap Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Reinald sangat membenci
Citra, hingga mereka sering bertengkar tanpa alasan.
Citra
memutuskan untuk mengabaikannya. Kini Reinald berada di poisi yang sama seperti Ronald dulu.
Perubahan sikap mereka berdua itu tanpa sadar mendekatkan keduanya.
Reinald pun akhirnya menyadari bahwa selama ini ia menyukai Citra.
Hal
itu membuat Ronald ‘kembali’, Reinald selalu mecium bau parfum kakaknya dan merasa kakaknya,
Ronald berada disekitarnya. Reinald mulai ‘dihantui’
oleh Ronald. Bukan hanya reinald, Citra juga merasakan hal-hal yang aneh.
Hingga
Ronald curhat pada sebuah Radio yang didengar Oleh Reinald dan Citra bahkan
mereka bisa berkomunukasi. Reinald dan Citra merasa ketakutan.
Di akhir
Citra tahu tentang Ronald dan dibawa Ziarah ke Kuburan Ronald. Mereka pun
langsung pergi ke makam Ronald untuk meminta maaf.
Walaupun
Novel ini terkesan tidak masuk akal, Novel ini mampu membuat kita
mengikuti alur. Saat sedih, kita seperti merasakan apa yang dirasakan tokoh. Novel ini berhasil menciptakan suasana kehidupan sehari-hari remaja.
Sayangnya
ending novel ini tidak klimaks. Pembaca tidak tahu, apakah nanti Reinald akan
bersama Citra dan bahagia selamanya atau tidak.
Sebaiknya
penulis membuat akhir cerita pada novel ini lebih jelas sehingga endingnya
klimaks. terakhir, Novel ini sangat bagus
dan dianjurkan untuk dibaca.
Novena Firdaus Santoso
XI-B2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar